Bila sejumlah kawat email dililitkan ke paku, lalu kawat dialiri arus listrik, gulungan itu menimbulkan medan magnet, dan menyebabkan paku tersebut menjadi magnet. Kuatnya magnet ditentukan oleh berapa banyak gulungan kawat dan berapa besar arus listriknya. Magnet jenis ini lazim disebut sebagai elektromagnet.
Alternator (alternate= selang-seling; artinya listrik yang dihasilkan adalah AC) menggunakan teknik yang sama seperti diatas untuk menghasilkan listrik. Ketika rotor (as) diberi arus maka rotor itu menjadi magnet. Dan ketika diputar, magnet yang ada di as menciptakan medan magnet lagi. Medan magnet ini lalu bersinggungan memotong kumpulan koil/kumparan yang ada disekelilingnya sehingga terciptalah arus listrik. Karena magnet terdiri dari 2 kutub, maka arus listriknya menjadi selang seling, atau lazim disebut sebagai arus bolak-balik.
Mengapa alternator ini menggunakan elektromagnet? Praktis, murah, ringan dan efisien. Kerugiannya adalah listrik baru akan dihasilkan setelah berputar diantara 1000 hingga 7000 rpm. Itulah sebabnya jarang dipakai sebagai generator kincir angin. Bisa saja dirobah dengan mengganti diameter kawatnya dengan yang lebih kecil sehingga gulungannya bertambah banyak, (berarti Volt lebih besar tapi Amper menjadi lebih kecil) sehingga pada rpm rendah sudah dapat menghasilkan listrik. Akibatnya waktu untuk pengisian accu hingga penuh semakin lama.
Mengapa bila menggunakan magnet permanen? Mahal dan berat.
Agar dapat dipergunakan untuk mengisi accu, maka arus bolak-balik tersebut harus disearahkan dengan menggunakan sejumlah diode.
Agar besar arus (V) yang dihasilkan tidak berlebihan ketika mengisi accu, baik ketika kurang maupun sudah penuh, digunakanlah regulator. Ada dua jenis regulator: elektromekanik dan elektronik. Ketika accu kurang, relay menyalurkan arus; ketika accu penuh relay akan memutus arus (yaitu dengan mengurangi arus ke F sehingga medan magnetnya menjadi lemah). Semakin kencang alternator berputar, semakin besar kuat arusnya (A), tapi V stabil.
.
.
.
Ini diagram penyambungan regulator elektronik dengan alternator.
.
Kesulitan mencari bahan referensi? Silakan cari dan unduh disini.
Alternator (alternate= selang-seling; artinya listrik yang dihasilkan adalah AC) menggunakan teknik yang sama seperti diatas untuk menghasilkan listrik. Ketika rotor (as) diberi arus maka rotor itu menjadi magnet. Dan ketika diputar, magnet yang ada di as menciptakan medan magnet lagi. Medan magnet ini lalu bersinggungan memotong kumpulan koil/kumparan yang ada disekelilingnya sehingga terciptalah arus listrik. Karena magnet terdiri dari 2 kutub, maka arus listriknya menjadi selang seling, atau lazim disebut sebagai arus bolak-balik.
Mengapa alternator ini menggunakan elektromagnet? Praktis, murah, ringan dan efisien. Kerugiannya adalah listrik baru akan dihasilkan setelah berputar diantara 1000 hingga 7000 rpm. Itulah sebabnya jarang dipakai sebagai generator kincir angin. Bisa saja dirobah dengan mengganti diameter kawatnya dengan yang lebih kecil sehingga gulungannya bertambah banyak, (berarti Volt lebih besar tapi Amper menjadi lebih kecil) sehingga pada rpm rendah sudah dapat menghasilkan listrik. Akibatnya waktu untuk pengisian accu hingga penuh semakin lama.
Mengapa bila menggunakan magnet permanen? Mahal dan berat.
Agar dapat dipergunakan untuk mengisi accu, maka arus bolak-balik tersebut harus disearahkan dengan menggunakan sejumlah diode.
Agar besar arus (V) yang dihasilkan tidak berlebihan ketika mengisi accu, baik ketika kurang maupun sudah penuh, digunakanlah regulator. Ada dua jenis regulator: elektromekanik dan elektronik. Ketika accu kurang, relay menyalurkan arus; ketika accu penuh relay akan memutus arus (yaitu dengan mengurangi arus ke F sehingga medan magnetnya menjadi lemah). Semakin kencang alternator berputar, semakin besar kuat arusnya (A), tapi V stabil.
.
.
.
Ini diagram penyambungan regulator elektronik dengan alternator.
.
Kesulitan mencari bahan referensi? Silakan cari dan unduh disini.
0 komentar:
Post a Comment